Lama juga tak menulis, sore ini aku akan menulis sedikit tentang
Munafik, tapi ngak afdol jika menulis tidak ditemani secangkir teh dan
pisang goreng, sambil melihat air mata Kekasih yang di curahkan sore
ini.

Hadist riwayat. Abu Huraira Radhiyallahu 'anhum, ia berkata:
Rasulullah berkata: ada tiga tanda orang munafik; apabila berbicara ia
berbohong, apabila berjanji ia mengingkari dan apabila dipercaya ia
berkhianat.

Dari hadist tersebut kita sering menjumpai di kalangan politik waktu
pileg, pilpers dan pilkada. Tapi aku ngak membahas masalah politik,
tapi akan membahas masalah personal, masalah orang yang pernah aku
dambakan dan yang pernah mengajariku tentang blak-blak'an saat
berbicara. Aku lebih mengenal dia sebagai guru, yang pernah
mengajariku untuk berbicara apa adanya.

Memang lidah tak bertulang, tiga tahun yang lalu dirimu pernah
mengatakan janji-janji kita bersama tapi apa yang terjadi, dirimu
mengkhianati janji itu. Dirimu mengingkari janjimu sendiri. Aku
bertahan karena aku tau kamulah orang yang akan merubahku, tapi
nyatanya semua hanya pelibur laramu. Dan saat inilah aku baru sadar,
tapi aku woles, tanpa harus mules. Hehehehehehehehe.

Kamu pernah bilang perjalanan ini perjalanan kita untuk selamanya,
boro-boro selamanya, wong kamu aja udah lupa, tapi saya sadar kita
bagaikan langit dan bumi. Aku dulu minder kamu yang menguatkan, ketika
aku kuat dan menjalani semuanya dengan percaya diri, kamunya
menjatuhkan. Ibarat kata sudah terbang sampai langit tingkat dua,
setelah itu kamu jatuhkan dengan tendangan halilintar,

Kamu masih ingat kata-katamu "aku kalau ngak suka ma orang ya aku
bilang didepannya, ngak bicara dibelakangnya". Ini lho yang aku
banggakan darimu, tapi anehnya kamu bilang ngak suka ma aku, kuk ngak
bilang langsung didepanku, bahkan kamu bilangnya cinta didepanku. Aku
sech percaya apa yang kau katakan, setahuku kamu itu blak-blak'an
didepan siapa saja. Tapi ternyata kamu munafik juga.

Bahkan aku pernah bilang selesaikan kewajibanmu, jika aku menganggumu,
sejenak aku akan pergi, tapi bagimu aku tidak menganggu, terus kenapa
kamu nulis di webmu akulah perusak, akulah orang yang menghancurkan
masa depanmu, kuk kamu munafik lagi yaa. Tulisanmu sama apa yang kamu
bilang dulu bertolak belakang,

Memang aku bukan orang yang sempurna aku hanya orang jalanan yang tak
bermoral, orang yang tak punya pendidikan, orang yang hina dimata
orang kaya. Saya sadar kuk, hidup kita memang berbeda, tapi bagimu
kita dulu sama. Bukankah itu katamu.

Ya sudahlah. Semoga dirimu bahagia disaat melupakanku, Tuhan Maha Asyik :)

Post a Comment