Awal mulanya aku tak pernah tau tentang Aku yang sesungguhnya, awal mulanya aku adalah diriku sendiri, tapi ketika aku belajar memahami tentang Aku yang dipaparkan oleh Habib Ismail Fajri Alatas, salah satu murid Habib Muhammad Lutfie bin Yahya Pekalongan, salah satunya ketika beliau menceritakan tentang seorang Zahid yang beribadah selama hidupnya untuk Tuhan.

“sang Zahid kembali ke rumahnya. Dia melihat pintu rumahnya tertutup dan dipikir salah satu muridnya telah tiba, Sang Zahid pun mengetuk pintu rumahnya. Di dalam Iblis bertanya,
“siapa yang mengetuk?” Sang Zahid menjawab Aku,  Mendengar jawaban Sang Zahid, Iblis menangis.  Ia bertanya lg. “siapa yang mengetuk?” Sang Zahid menjawab kembali, Panasnya api perpisahan semakin membakar Iblis. Dibukanya pintu dan ditatapnya wajah sang zahid yg dibasahi tetesan air wudlu. Dengarlah kata2ku, ujar Iblis. Jangan pernah ucapkan kata Akuu jika engkau tak ingin menjadi seperti diriku, Aku telah hidup berzuhud melebihimu, Engkau berzuhud 60 thn, aku telah berzuhud dan mendekat pada-Nya selama 700.000 tahun. Dan suatu ketika aku berkata Aku seperti yg tadi kau ucapkan. Dan kini lihatlah apa yg terjadi padaku!, Jangan sekali-kali ucapkan Aku , jika engkau tak ingin senasib denganku.
Iblis pun pergi dari hadapan sang zahid. Pergi membawa penyesalan mendalam akibat perpisahan dengan-Nya”

Pemahaman tentang Aku, Aku adalah dia Sang Khalik, bukan aku adalah diriku yang diciptakan di dunia ini, isi pesan pertemuan iblis dengan sang zuhud adalah, penyesalan iblis ketika mendengarkan sang zuhud mengucapkan kata “Aku”. Iblis yang berzuhud selama 700.000 tahun saja dilaknat Allah ketika dia mengatakan Aku, secara esensi Aku adalah Tuhan Sang Pencipta, kerena ke-Aku-an sang iblis maka Allah melaknatnya, Aku adalah Tuhan dan Ke-aku-an bagi kita jika kita mengatakan Aku pada diri sendiri.

Cerita tentang Aku yang diceritakan oleh Habib Ismail Fajrie Alatas masih banyak, cuma saya ambil satu cerita saja, untuk cerita aku lebih detailnya bisa di lihat di postingan tentang Aku yang lebih komplit.

aku adalah dosa terbesar para pecinta. Ketika ada aku maka engkau telah ikrarkan perpisahan.
Semoga saja amal, perbuatan, dan ibadah kita tidak justru meguatkan
ke-aku-an kita, Jangan sampai ibadah kita justru menjadikan kita sombong, merasa paling benar
dan paling suci dibanding orang lain. Jika mau tanding ibadah, tidak ada yang bisa tandingi Iblis. Tp akhirnya dia sengsara hanya karena merasa sok suci dan sok mulia. Semoga Tuhan melidungi kita dari sifat ananiyyah, sok mulia, sok relijius, sok suci, merasa lebih, dan lain sebagainya. Aku
Cukuplah Iblis, Firaun, Qarun, dan Nabi Yusuf sebagai panduan dan
pelajaran bagi kita. Wallahu a’lam

Post a Comment