kunikmati kopi pagi, tanpa sebatang tembakau

duduk di teras sendirian, sembari menunggumu datang

hampa raanya ngopi tanpa sebatang tembakau

tapi, apalah aku, nyali ciut yang takut denganmu

hati ini sebenarnya ingin brontak, tapi, apalah aku

walapun hampar yang kurasa, pahit bibir ini tanpa adanya

saat kau datang penuh senyum manismu

saat kau duduk disebelahku, seakan menjadikan penganti rokokku

saat kopi yang kurasakan hampar, menjadi penuh kenikmatan

ternyata senyummu melebihi tembakau yang kuhisap bersama kopi pagi

pagi itu membuatku lupa dengan sebatang rokokku

teras Saroja yang tadinya hampar, karena adamu membuat lupa dengan rokokku

kopi Saroja sebagai bukti,senyummu melebihi nikmatmya kopi pagi.


Tanggerang, 23,01,2016


Post a Comment