Malam itu, hujan yang sangat lebat, sekitaran jam 12 malam, hati ini
inginnya tidur, tapi ketika terdengar derasnya air hujan yang turun
dari langit, seakan-akan mengangu tidurku dan aku benar-benar tak bisa
tidur, akhirnya aku memutuskan untuk keluar dari kamar dan bergegas
menuju ke dapur untuk membuat teh panas, waktu udara sangat dingin.
Setelah itu aku bawa teh panas itu ke ruang tamu, aku duduk di kursi
ruang tamu sambil menikmati teh panas yang aku buat, tiba-tiba aku
ingat sesuatu perjalanan 3 tahun yang lalu.

Saat mengingat kenangan itu, hati ini kacau senang dan sedih menjadi
satu, tiba-tiba aku aku berkata "kenapa aku ingat masa itu" rasanya
sakit, ahh apa-apaan ini, aku pun ambil handset hanphoneku dan
mendengarkan lagu yang melow, "ini aku salah lagu juga, udah tau galau
dengarin lagu galau". Dengeran lagu pun tidak membuat hati ini tenang,
masih saja tergangu oleh kenangan-kenangan masa bersamamu, aku pun
merasa bingung, harus bagaimana biar tidak mengingat kenangan
bersamanya.

Setelah kehabisan ide harus berbuat apa biar tidak mengingat kenangan
itu, aku bergegas mengambil kertas puting kosong dan pensil
untuk mengisi rasa sedih ini, aku pun menggoreskan pensil itu ke
kertas, ku gambar sebuah stasiun kota dan gerbang kereta, tanpa tak
sadar aku menulis gerbang itu "Logawa".
Teringat kata Logawa, bukankah itu kereta yang pernah aku naiki 3
tahun yang lalu, "ah ada apa dengan otakku, tiba-tiba keingat masalalu
itu", aku pun murung mataku pun sayu, pikiran ini kacau, air mata ini
pun jatuh ke kertas yang penuh goresan kenangan, sampai akhirnya aku
tinggalkan kertas itu, aku mencoba menghubungi no telphone yang ada di
kontak haphone, aku mencoba telpon no itu.

Ketika tau no itu aktif aku pun bingung, mau mengatakan apa saat dia
bertanya, akhirnya aku mencoba untuk mematikan. Rasa itu semakin
membingungkan ketika mengetahui kalau nomer hanphonenya masih aktif.
Dengan cara apapun aku memberanikan diri untuk bicara dengannya, saat
telfonku di terima dia menjawab "hallo ini siapa". Dengan rasa gugup
aku menjawab "ini aku, masih ingatkah ma aku" dengan rasa penesaran
dia menjawab "kamu siapa, aku udah lupa", semakin sakit ketika dia
menjawab aku lupa, akhirnya aku mencoba mengingatkan kenangan tiga
tahun yang lalu, "masih ingatkah tiga tahun kita berdua duduk di
gerbang kereta logawa madiun - jogja", owh kamu, aku kira kamu sudah
melupakanku, iya ini aku, bagaimana dengan kabarmu?, baik kuk,
akhirnya kita bernostalgia dengan tiga tahun yang lalu, sampai air
mata kesedihan pun berubah menjadi air mata kebahagian.


Penulis: Ari Kimura

Post a Comment