“Wahai orang-orang yang beriman,diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang terdahulu.Mudah-mudahan kamu bertaqwa” (QS.Al-Baqarah(2):183
Ayat ini menggambarkan dengan jelas bahwa sebelum kita diwajibkan untuk berpuasa,ternyata orang-orang sebelum kita juga sudah menjalankannya.Banyak mannfaat yang bisa didapat dari berpuasa. Buka hanya sekedar menjalankan ritual keagamaan saja sebagai orang Islam. Sebelum berpuasa,alangkah baiknya agar kita benar-benar mencari tahu kenapa Allah SWT memerintahkan hal ini pada manusia. Tidak mungkin tanpa alasan..!
Sebagaimana disabdakan oleh nabi Muhammad SAW,”Banyak diantara orang berpuasa Cuma mendapat lapar dan dahaga saja.”
Tentu kita berharap tidak termasuk di dalamnya. Melakukan ibadah hanya sekedar ikut-ikutan tanpa tahu kandungan makna yang sesungguhnya. Bila kita mengerti dan memahami begitu banyak manfaat yang didapatkan dari berpuasa,maka sudah bisa dipastikan kita akan semakin semangat menjalankannya.
Ada 2 manfaat puasa,yaitu untuk kesehatan dan pengendalian jiwa yang bertumpu pada keikkhlasan.
Ada 3 proses yang terjadi saat kita berpuasa yang berkenaan dengan kesehatan.Yang pertama adalah proses detoksifikasi atau penggelontoran racun-racun sisa pembakaran yang terjadi dalam tubuh.
Yang kedua adalah rejuvenasi atau peremajaan kembali dan yang ketiga adalah stabilisasi atau pemantapan system Logikanya adalah menggelontorkan toksin-toksin atau racun-racun yang mengendap di seluruuh tubuh.
Puasa bukan Cuma menahan lapar dan dahaga,puasa juga berbeda dengan diet tapi puasa memilki dimensi kejiwaan. Sedangkan diet hanya demensi fisik. Puasa adalah aktifitas yang melibatkan dimensi fisik,jiwa dan spiritual.
Puasa yang pada awalnya dikenal sebagai aktifitas keagamaan saja kini diterapkan juga di dunia kedookteran. Pernah pergi ke laboratorium untuk cek kesehatan? Bukankah terkadang kita dianjurkan untuk berpuasa dulu?
Manfaat puasa juga untuk pengendalian jiwa,karena jiwa memilki pengaruh yang sangat besar terhadap fisik. Segala aktifitas fisik kita bersumber dari jiwa. Baik yang kita kehendaki secara sadar maupun yang berada di luar kesadaran kita (alam bawah sadar). Kesimpulannya dalah badan dan jiwa pada diri manusia bagaikan dua sisi yang berbeda dalam satu keping mata uang. Keduanya ada bersamaan saling berinteraksi serta mempengaruhi. Badan yang sehat memilki kontribusi untuk memperoleh jiwa yang sehat. Sebaliknya jiwa yang sehat juga memilki kontriibusi yang signifikan untuk menjadikan tubuh sehat.
Jargon “Di dalam tubuh yang sehat terdapat jiwa yang sehat” tidak sepenuhnya benar. Banyak di sekita kita orang-orang yang jahat seperti pembunuh,penjambret,koriptor dllnya berbadan sehat tapi jjiwanya sakit. Jiwa lebih berkuasa disbanding badan. Jiwa adalah penguasa badan. Banyak orang mengalami kesakitan bisa menahan rasa sakitnya dengan kekuatan jiwanya. Dan banyak orang yang sebenarnya terluka tidak cukup menyakitkan tapi menangis meraung-raung karena jiwanya yang lemah.
Intinya adalah sehat yang sesungguhnya memilki makna lahir dan bathin. Keseimbangan antara jiwa dan raga itulah yang harus kita raih karena menjadi kunci kesehatan yang paripurna. Marilah kita lakukan eksplorasi terhadap ilmu-ilmu Allah secara terus-menerus sehingga kita bisa menjalankan segala perintahNya dengan penuh keikhlasan dan keyakinan semata-mata karena ingin mendapat ridhoNya.
Tidak sekedar menjalankan ritual-ritual agama tanpa memahami makna dan manfaatnya. Demikan pula dengan ibadah puasa,kita bisa kembali membangun keseimbangan fisik,jiwa dan menata keseimbangan social serta mengatur keseimbangan spiritual (hubungan kita dengan sang khaliq). Demikianlah penuturan Agus Mustofa,seorang penulis buku diskusi agama tasawuf modern yang berjudul “Untuk apa kita berpuasa” (17-8-10)

Post a Comment